1.4.a.9. Koneksi Antar Materi - Pentingnya Budaya Positif - Yusep Kurniawan

Breaking

Friday, June 25, 2021

1.4.a.9. Koneksi Antar Materi - Pentingnya Budaya Positif


Sintesis Berbagai Materi



Ki Hadjar menjelaskan bahwa tujuan pendidikan yaitu: menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat. Oleh sebab itu, pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak, agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak.

Dalam proses “menuntun”, anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Seorang ‘pamong’ dapat memberikan ‘tuntunan’ agar anak dapat menemukan kemerdekaannya dalam belajar.

Apakah budaya positif di sekolah berdiri sendiri dalam menciptakan budaya ajar yang baik?

Tidak, Budaya sekolah akan terwujud manakala terdapat  kolabarosi antara pemangku kepentingan di sekolah, baik siswa, rekan sejawat, kepala sekolah, komite sekolah, orang tua murid maupun masyarakat agar dapat menciptakan budaya ajar yang baik menuju murid merdeka.

Bagaimana penerapan budaya positif jika dikaitkan dengan nilai lain dalam aktivitas pembelajaran?

Penerapan budaya positif tidak bisa dilakukan secara instan, tetapi memerlukan proses dan waktu. Budaya Positif dilakukan dengan menerapkan disiplin positif secara terus-menerus dan konsisten, sehingga menjadi sebuah karakter atau nilai-nilai yang tumbuh sebagai motivasi intrinsik.

Menerapkan pendekatan disiplin positif dapat membantu sekolah memainkan peran penting dalam menciptakan masyarakat yang lebih adil dan manusiawi. Murid cenderung menjadikan orang dewasa sebagai model; jika murid melihat orang dewasa menggunakan kekerasan fisik atau psikologis, mereka akan belajar bahwa kekerasan dapat diterima sehingga ada kemungkinan mereka akan menggunakan kekerasan terhadap orang lain. Sekolah memiliki peran penting dalam membimbing, memperbaiki, dan mensosialisasikan kepada murid mengenai perilaku yang sesuai. 

Agar perubahan berhasil, diperlukan pendekatan terkoordinasi yang melibatkan semua peran di komunitas sekolah. Sekolah perlu bekerja dengan orangtua untuk memastikan konsistensi antara rumah dan sekolah, serta membekali mereka dengan informasi dan alat untuk mempraktikkan disiplin positif di rumah. 

Peran dan tanggung jawab berbagai struktur sekolah meliputi:

Guru

Memiliki peran kunci dalam pengembangan disiplin positif dengan menciptakan ruang kelas yang berpusat pada peserta didik Melibatkan dan bekerjasama dengan orangtua dalam penerapan disiplin positif

Kepala Sekolah

Kepala Sekolah memastikan para guru dan tenaga kependidikan mendapatkan dukungan dalam menerapkan disiplin positif di sekolah. Mendukung dan mengawasi keterlibatan orangtua dalam menerapkan disiplin positif.

Orang Tua

Menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman sehingga dapat menerapkan disiplin positif yang konsisten. Berpartisipasi dalam pertemuan sekolah dan memiliki hubungan baik dengan guru untuk mendukung pendekatan disiplin positif.

Bagian mana dari modul sebelumnya yang berkaitan dan mendukung budaya positif?

Pada Modul 1.1 Mengenai Filosofi Pendidikan Ki Hajar Dewantara

Pendidik pendidik itu hanya dapat menuntun tumbuh atau hidupnya kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak. agar dapat memperbaiki lakunya (bukan dasarnya) hidup dan tumbuhnya kekuatan kodrat anak. KHD memiliki keyakinan bahwa untuk menciptakan manusia Indonesia yang beradab maka pendidikan menjadi salah satu kunci utama untuk mencapainya. Semboyan Pendidikan menurut Kihajar Dewantara adalah "Ing ngarso Sung Tulodho, Ing Madyo mangun karso, Tut wuri handayani.

Pada Modul 1.2 Mengenai Peran dan Nilai Guru Penggerak.

Profil pelajar Pancasila memiliki nilai-nilai sebagai berikut yaitu:

Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Mandiri
Bernalar kritis
Kebinekaan global
Bergotong Royong
Kreatif

Pada Modul 1.3 Mengenai Visi Guru Penggerak

Paradigma mengaplikasikan Inquiry Apresiatif melalui tahapan BAGJA.

Pembelajaran yang menyenangkan, saling menghargai, toleransi, bahagia dan nyaman, diskusi kelas, refleksi diri, meotivasi instrinsik, menggali kekuatan, keterbukaan, apersepsi yg menyenangkan, semangat, berfikir positif, berkolaborasi, mendengarkan pendapat siswa, disiplin, tidak monoton, suasana kelas hidup, menggali potensi yang maksimal.

Bagaimana peran guru penggerak menularkan kebiasaan baik kepada guru lain alam membangun budaya positif di sekolah?
Cara yang efektif untuk mengajak guru tersebut dalam menerapkan Budaya Positif di kelas maupun di sekolah adalah...
Saya akan berkolaborasi dengan pemangku kepentingan di sekolah (Kepala Sekolah), untuk berbagi informasi yang saya dapatkan selama mengikuti Pendidikan Calon Guru Penggerak, terutama dalam penerapan Budaya Positif di kelas. Media yang digunakan untuk berbagi informasi bisa dilakukan dengan menggunakan waktu kultum guru yang dilakukan sebelum pembelajaran baik secara online maupun offline. Selain itu bisa melakukan webinar, mengingat situasi pandemi Covid 19. Diharapkan warga sekolah terutama guru mengatahui dan mulai menerapkan budaya positif di kelas.

Bagaimana guru penggerak bisa menumbuhkan budaya positif di kelas menjadi budaya positif sekolah dan menjadi visi sekolah?

Setiap sekolah tentunya sudah memiliki visi dan misi masing-masing. Sebagai guru penggerak juga dituntut untuk memiliki visi dan misi yang sejalan dengan visi dan misi sekolah. Budaya sekolah di tiap-tiap sekolah merupakan implementasi dari visi dan misi sekolah. Guru penggerak bersama dengan murid membuat kesepakatan kelas untuk menumbuhkan budaya positif. Kesepakatan kelas yang berhasil menumbuhkan budaya positif di kelasnya, kemudian juga menularkan kepada rekan sejawat, dilakukan secara konsisten untuk jangka waktu yang tidak terbatas, sehingga muncul nilai-nilai karakter sebagai penerapan budaya positif di sekolah. Keberhasilan penerapan budaya positif di tingkat kelas dan pengimbasan ke rekan sejawat, secara lebih luas, bisa ditumbuhkan menjadi visi sekolah.

3 comments: