Konsep Filsafat
Filsafat berasal dari kata Yunani philosophia yang berarti “cinta kebijaksanaan” (philo = cinta, sophia = kebijaksanaan).
Kajian Filsafat sebagai Cara Berpikir
Filsafat bukan sekadar kumpulan teori, melainkan cara berpikir yang reflektif dan kritis terhadap realitas.
Kajian filsafat mencakup tiga cabang utama:
Ontologi → membahas hakikat keberadaan (apa yang ada).
Epistemologi → membahas sumber, cara, dan batas pengetahuan (bagaimana kita mengetahui).
Aksiologi → membahas nilai dan manfaat pengetahuan (untuk apa pengetahuan digunakan).
Berfilsafat berarti berpikir dan bernalar secara mendalam mengenai ketiga dimensi tersebut untuk menemukan makna dan kebenaran.
Ciri-ciri Berpikir Kefilsafatan
Ciri-ciri berpikir dalam filsafat antara lain:
Konseptual – berpikir dalam tataran ide dan konsep yang mendalam.
Koheren dan Konsisten – gagasan saling berhubungan logis dan tidak saling bertentangan.
Rasional – menggunakan akal dan logika sebagai dasar berpikir.
Bebas dan Kritis – berpikir terbuka terhadap segala kemungkinan, namun tetap analitis dan argumentatif.
Bertanggung jawab – hasil pemikiran dapat dipertanggungjawabkan secara moral, logis, dan ilmiah.
Konsep Filsafat Ilmu
Filsafat ilmu adalah cabang filsafat yang mengaji secara kritis hakikat ilmu pengetahuan, termasuk dasar, metode, dan tujuannya.
Ruang lingkupnya mencakup:
Ontologi ilmu → membahas hakikat objek ilmu atau apa yang dikaji oleh ilmu.
Epistemologi ilmu → membahas bagaimana ilmu diperoleh, diuji, dan dibenarkan.
Aksiologi ilmu → membahas nilai, etika, dan tanggung jawab penggunaan ilmu.
Dengan demikian, filsafat ilmu membantu menuntun perkembangan sains agar rasional, etis, dan bermanfaat bagi kemanusiaan.
Sumber Pengetahuan
Sumber pengetahuan menjelaskan dari mana manusia memperoleh pengetahuan. Dalam filsafat, ada beberapa sumber utama:
Rasionalisme – pengetahuan diperoleh melalui akal dan logika.
Empirisme – pengetahuan berasal dari pengalaman inderawi.
Intuisionisme – pengetahuan diperoleh secara langsung melalui intuisi atau ilham.
Otoritarianisme – pengetahuan bersumber dari otoritas (agama, guru, tradisi).
Konstruktivisme – pengetahuan dibangun secara aktif oleh subjek melalui interaksi dengan lingkungannya.
Ilmu Pengetahuan
Ciri-ciri ilmu pengetahuan antara lain:
Empiris → berdasarkan pengalaman dan fakta.
Rasional dan logis → dapat dijelaskan melalui penalaran yang masuk akal.
Sistematis → tersusun dalam kerangka yang teratur dan saling berkaitan.
Objektif → bebas dari kepentingan pribadi.
Universal → berlaku umum dan dapat diuji di mana saja.
Tujuan ilmu pengetahuan ialah menjelaskan, memahami, dan mengendalikan gejala alam dan sosial demi kemajuan dan kesejahteraan manusia.
Oleh: Yusep Kuriawan
Sumber: BMP UT: SPIK4006 Filsafat Ilmu

No comments:
Post a Comment